Rabu, 05 Agustus 2015
Rabu, 24 Juni 2015
Sosok di Depan Cermin itu...
Sore ini, di depan cermin....
Ku pandangi dua sosok yang sangat dekat, dua sosok yang menjelma menjadi satu. Seorang sahabat terbaik sekaligus seorang musuh yang paling berbahaya.
Ya,, Diriku...
Aku terkagum akan kebaikan sahabatku, yang setiap saat mampu menasihatiku, memberikan energi-energi positif.
Dan, sebagai motivator pribadiku...
Sungguh... Aku mengagumimu.
Sama halnya dengan sahabatku, musuhku pun juga begitu... Ia juga mengagumkan. Semangat pantang menyerahnya pantas diacungi jempol. Meskipun semangat itu untuk sesuatu yang tidak baik, untuk mematahkanku...
Aku kagum,,, tetapi tidak untuk mengikuti apa yang ia mau, karena aku telah berjanji pada sahabatku.
Ya,,, di depan cermin ini...
Aku berjanji,,, Tidak akan menuruti musuh terbesarku,
Meski sampai berdarah-darah sekalipun...
Rabu, 01 April 2015
Sepotong cheesecake
Ku awali bulan April 2015 yang penuh berkah ini dengan sarapan sepotong cheesecake. Alhamdulillah, dengan kerendahan hati aku mengucap syukur atas rizki ini. Terlintas dalam benakku bahwa di luar sana banyak sekali yang kelaparan. Jangankan cheesecake, bahkan untuk makan sesuap nasi saja mereka butuh perjuangan yang sangat keras. Seolah membuatku semakin tenggelam dalam rasa syukur ini.
Matahari mulai terlihat sempurna di ufuk timur. Aku segera memakan sepotong cheesecake yang aku pandangi sejak tadi. Terlalu disayangkan memang, jika cheesecake ini harus ku makan. Bentuknya terlalu indah.
Cake keju dengan di balut saus blueberry.. hmmm yummy... Siapa sih yang tega merusak cheesecake yang indah ini ?
Di balik bentuknya yang indah, ternyata cheesecake juga banyak memberi pelajaran bagi kita.
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At-Tin(95):4)
Seperti halnya dengan cheesecake, manusia diciptakan dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Dalam kehidupannya selalu dijadikan pusat perhatian karena akal dan pikiran yang sangat luar biasa. Tetapi jangan salah... di setiap perjalanannya, tidak selamanya semua hal berjalan dengan mulus. Kadang ada yang halus dan kasar seperti teksture dari cheesecake ini. Namun percayalah, perpaduan dari halus dan kasar tersebut membuat rasa cheesecake menjadi lebih enak.
Sama halnya dengan manusia, kekurangan dan kelebihan, jalan mulus maupun terjal akan membuat manusia menjadi lebih hebat. Tetapi tentu saja dengan tetap mensyukuri semuanya. Tidak mencela kekurangan maupun rintangan yang tengah di hadapi.
Dan satu hal lagi pelajaran yang dapat kita ambil dari sepotong cheesecake. Bahwa seindah dan seenak apapun bentuk dan rasanya, tetap saja cheesecake tidak akan bertahan lama. Begitu juga dengan manusia, Seindah apapun kehidupannya, wajah cantik, rumah mewah, jabatan tinggi, dan sebagainya, pada akhirnya akan tetap Binasa. Semua keindahan ini hanyalah bersifat sementara.
Jadi, tidak ada yang patut kita sombongkan di dunia ini. Yang perlu kita lakukan adalah menyukuri setiap kehidupan kita, apapun yang Allah karuniakan kepada kita dan terus mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal di akhirat kelak.
Semoga kita semua senantiasa menjadi hamba yang selalu istiqamah untuk menggapai Ridha-Nya. Amin
Matahari mulai terlihat sempurna di ufuk timur. Aku segera memakan sepotong cheesecake yang aku pandangi sejak tadi. Terlalu disayangkan memang, jika cheesecake ini harus ku makan. Bentuknya terlalu indah.
Cake keju dengan di balut saus blueberry.. hmmm yummy... Siapa sih yang tega merusak cheesecake yang indah ini ?
Di balik bentuknya yang indah, ternyata cheesecake juga banyak memberi pelajaran bagi kita.
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At-Tin(95):4)
Seperti halnya dengan cheesecake, manusia diciptakan dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Dalam kehidupannya selalu dijadikan pusat perhatian karena akal dan pikiran yang sangat luar biasa. Tetapi jangan salah... di setiap perjalanannya, tidak selamanya semua hal berjalan dengan mulus. Kadang ada yang halus dan kasar seperti teksture dari cheesecake ini. Namun percayalah, perpaduan dari halus dan kasar tersebut membuat rasa cheesecake menjadi lebih enak.
Sama halnya dengan manusia, kekurangan dan kelebihan, jalan mulus maupun terjal akan membuat manusia menjadi lebih hebat. Tetapi tentu saja dengan tetap mensyukuri semuanya. Tidak mencela kekurangan maupun rintangan yang tengah di hadapi.
Dan satu hal lagi pelajaran yang dapat kita ambil dari sepotong cheesecake. Bahwa seindah dan seenak apapun bentuk dan rasanya, tetap saja cheesecake tidak akan bertahan lama. Begitu juga dengan manusia, Seindah apapun kehidupannya, wajah cantik, rumah mewah, jabatan tinggi, dan sebagainya, pada akhirnya akan tetap Binasa. Semua keindahan ini hanyalah bersifat sementara.
Jadi, tidak ada yang patut kita sombongkan di dunia ini. Yang perlu kita lakukan adalah menyukuri setiap kehidupan kita, apapun yang Allah karuniakan kepada kita dan terus mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal di akhirat kelak.
Semoga kita semua senantiasa menjadi hamba yang selalu istiqamah untuk menggapai Ridha-Nya. Amin
Senin, 30 Maret 2015
Ibu...
Ibu...
Tetaplah jadi penguat dalam setiap langkahku
Pengukir senyum di bibirku
Pemberi ketenangan di setiap gundahku
Pelipur laraku
Ibu...
Tetaplah menjadi malaikatku
Pengingat saat khilafku
Memberi kesejukan di setiap hari-hari ku
dan
Penerang dalam gelapku
Dekapan, pelukan dan belaianmu adalah penghangat badan ini Ibu...
Oh Ibu...
Kini aku telah dewasa
Gadis lemah yang selalu membutuhkan tangan lembutmu,
Kini telah menjadi wanita tangguh, Ibu...
Ibu...
Kelak,
Izinkanlah aku membalas mendekapmuIbu...
Menemanimu di sisa umurmu
Membuatmu tersenyum seperti saat Kau membuatku tersenyum dahulu...
Kelak, di masa tuamu...
Izinkalah aku membimbingmu Ibu,
Menjadi pengingatmu akan Ayat-ayat Allah.
Dalam setiap doaku, selalu ku sebut nama mu...
Ibu...
Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalammenghadapi masa hamil, kesulitan ketikamelahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya.
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)
Tetaplah jadi penguat dalam setiap langkahku
Pengukir senyum di bibirku
Pemberi ketenangan di setiap gundahku
Pelipur laraku
Ibu...
Tetaplah menjadi malaikatku
Pengingat saat khilafku
Memberi kesejukan di setiap hari-hari ku
dan
Penerang dalam gelapku
Dekapan, pelukan dan belaianmu adalah penghangat badan ini Ibu...
Oh Ibu...
Kini aku telah dewasa
Gadis lemah yang selalu membutuhkan tangan lembutmu,
Kini telah menjadi wanita tangguh, Ibu...
Ibu...
Kelak,
Izinkanlah aku membalas mendekapmuIbu...
Menemanimu di sisa umurmu
Membuatmu tersenyum seperti saat Kau membuatku tersenyum dahulu...
Kelak, di masa tuamu...
Izinkalah aku membimbingmu Ibu,
Menjadi pengingatmu akan Ayat-ayat Allah.
Dalam setiap doaku, selalu ku sebut nama mu...
Ibu...
Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalammenghadapi masa hamil, kesulitan ketikamelahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya.
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)
Sabtu, 21 Maret 2015
Abul Atahiyah berkata :
"Berapa kali sesuatu yang kau benci datang mengunjungimu, yang Allah turunkan namun kau tidak menyukainya ? Berapa kali kita takut pada kematian, namun ternyata kematian itu tak kunjung tiba ? "
"Berapa kali kita mengira bahwa apa yang datang kepada kita adalah sebuah ketentuan dan akhir segalanya, namun ternyata itu justru semangat baru, kekuatan dan survive ?"
"Berapa kali kita merasa bahwa jalan yang kita lalui menyepit kita, tali yang kita pegang putus, dan bentangan cakrawala yang ada di depan mata kita tiba-tiba menjadi gelap pekat, namun ternyata adalah kemenangan, pertolongan, kebaikan, dan kabar baik ?"
Allhamdu lillahilladzii'aafaanii mimmaab talaaka bihi wafadh-dhalanii'alaa katsiirim mimman khalaqa tafdhiilaa
Sabtu, 14 Februari 2015
Usaha dan Doa Menggapai Impian
Kabut tebal dan embun
pagi seolah terusir oleh kedatangan mentari yang bersinar sangat cerah. Mentari
mengisyaratkan kepada kabut dan embun untuk segera pergi dan datang kembali
esok pagi. Sinar mentari yang malu-malu dari ufuk timur akan segera berubah
menjadi panas terik. Oh… pagi hari bulan Agustus yang ceria.
Kami tinggal di
sebuah desa kecil di lereng gunung wilis. Kami selalu bangga tinggal di desa ini, desa yang selalu penuh kehangatan,
sehangat sinar mentari yang mulai naik sepenggalah. Pagi ini berbeda dengan
hari biasanya. Jika biasanya bapak-bapak di desa kami bersiap pergi ke sawah
dan ladangnya dengan membawa cangkul, maka kali ini mereka tengah sibuk
mempersiapkan diri untuk mengikuti perlombaan di desa kami. Ya… hari ini adalah
hari peringatan kemerdekaan negeri tercinta kami.
Semangat kemerdekaan
bak hembusan angin yang pada awalnya begitu lembut, tiba-tiba berubah menjadi
angin kencang yang siap menerbangkan dedaunan ke berbagai penjuru negeri. Semangat
kami begitu membara bagaikan lava gunung merapi yang siap tumpah ke permukaan. Layaknya
semangat warga di desa kami pagi ini, mereka sangat antusias mengikuti lomba. Semangat
luar biasa untuk memperingati hari kemerdekaan negeri ini.
Di sebuah tanah
lapang yang luas, tempat diadakannya perlombaan, panitia tengah sibuk
mempersiapkan lomba. Berbagai perlengkapan telah siap di sana. Di tengah tanah
lapang itu, pohon pinang telah berdiri dengan kokoh mengibarkan bendera merah
putih di puncaknya dan berbagai hadiah bergelantung mengelilinginya.
Diantara berbagai lomba
yang diadakan seperti tarik tambang, balap karung, pukul air dan makan kerupuk,
memang lomba panjat pinang inilah yang banyak diikuti dan paling seru untuk
ditonton. Selain karena hadiahnya yang menarik, lomba panjat pinang ini tidak
membutuhkan latihan khusus untuk mengikutinya. Yang dibutuhkan hanya semangat
pantang menyerah, kesabaran dan kerjasama yang baik. Lomba panjat pinang ini
banyak diikuti oleh bapak-bapak dan para anak muda di desa kami.
Satu per satu lomba
telah selesai, saat matahari mulai bersiap turun ke peraduannya, tibalah
saatnya lomba panjat pinang dimulai. Peserta lomba siap menuju ke tengah lapang
dan para penonton mulai memenuhi sekeliling tanah lapang tersebut. Semakin sore
semangat kami pun semakin bertambah, sorak sorai dan teriakan seakan beradu
menjadi satu. Panitia membunyikan peluit sebagai tanda bahwa lomba telah
dimulai, dan kami seketika diam. Seorang bapak-bapak berbadan besar tengah
menarik napas panjang, bedoa, mengelap pohon pinang dan kemudian mulai
memeluknya dengan erat. Disusul oleh timnya yang satu per satu mulai memanjat. Untuk
memanjat mereka membutuhkan temannya sebagai pijakan. Beberapa kali mereka
terjatuh, mulai memanjat, terjatuh, mulai memanjat dan hal itu dilakukan
berulang kali. Meskipun begitu mereka tidak pernah menyerah untuk mencoba agar
dapat mencapai puncaknya. Berbagai strategi telah mereka lakukan tetapi masih tetap
terjatuh lagi. Sebagai penonton kami berusaha memberikan semangat kepada mereka
agar mereka terus berjuang. Hingga akhirnya seorang bapak berhasil mencapai
puncak, bapak itu mencium bendera dan mengikatkan bendera di lehernya sebelum
beliau melempar hadiahnya satu per satu ke bawah. Hari ini seolah tak ada satu
kesedihan pun menghampiri kami, tawa bahagia telah meliputi desa kami. Acara sederhana
yang memberikan kenangan indah ini tak akan pernah terlupakan.
Banyak pelajaran yang
dapat kami ambil dari lomba panjat pinang ini. Jika kita mempunyai tujuan hidup, maka teruslah berusaha, jangan pernah
pantang menyerah meskipun dalam perjalanannya kita akan sering terjatuh.
Tetaplah bangkit !! dan bersabarlah di setiap perjalanan dalam pencapaian
tujuan kita. Kerja sama yang baik dan support dari orang-orang di sekeliling
kita akan sangat membantu kita untuk mencapai impian kita. Jangan pernah takut
untuk bermimpi dan yang paling penting
adalah Berdoalah setiap memulai usaha dalam mencapai mimpi kita, karena usaha
tanpa berdoa hanyalah sia-sia.
“Mereka
itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan, dan
Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. Al Baqarah :202)
Jumat, 13 Februari 2015
Fa inna ma’al ‘usri yusraa
Seorang
sahabat mengatakan kepada saya, “Lihatlah setiap persoalan hidup selalu dari
dua sisi yang berbeda.”
Hanya
satu kalimat itu yang ia katakan dan itupun tanpa sebuah penjelasan di
akhirnya. Oleh karena itu maka saya harus berpikir sendiri apa maksud dari
kalimat tersebut.
Bicara
tentang persoalan hidup, pasti akan banyak membicarakan tentang orang-orang
yang frustasi, orang-orang yang mempunyai beban hidup yang berat. Dan Kali ini
Saya akan coba membahas sisi lain mengenai persoalan hidup.
Fa inna ma’al ‘usri yusraa, inna ma’al ‘usri yusraa
“Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Ash-Sharh : 5-6)
Allah
telah mengatakan lewat ayat diatas secara berulang, Agar manusia yakin bahwa
Allah akan memberikan kemudahan dibalik kesulitan yang dihadapinya. Allah tidak
pernah memberikan cobaan di luar batas kemampuan manusia. Tidak memberikan
masalah tanpa adanya jalan keluar. Maka dari itu mari kita coba untuk melihat
setiap masalah atau ujian yang kita hadapi dari dua sisi yang berbeda.
Seperti
sebuah jungkat-jungkit, mainan anak –anak yang jika diberikan beban berat di
salah satu sisi maka sisi yang lainnya akan naik ke atas . Sama halnya dengan persoalan hidup,
jika Allah memberikan cobaan atau ujian yang berat kepada kita maka lihatlah di
sisi lain Allah hendak menaikkan derajat kita. Allah hendak menaikkan kita ke
kelas yang lebih tinggi, Allah ingin melihat cara kita dalam menghadapi
masalah-masalah tersebut. Dengan berbagai masalah dan cobaan maka kita akan
bertambah dewasa, bertambah keimanan kita dan bertambah rasa syukur karena setiap
cobaan tersebut adalah cara Allah menunjukkan bahwa Allah sangat menyayangi
kita.
Bayangkan
jika kita hanya melihat masalah dari satu sisi, kita hanya menganggap bahwa
Allah itu tidak adil. Allah hanya memberikan sebuah cobaan yang berat yang
membuat manusia itu ragu untuk menghadapinya. Manusia seolah tidak yakin akan
jalan keluar dan sesuatu yang besar di balik setiap cobaan itu. Malahan manusia
semakin tidak percaya kepada Allah, berprasangka buruk kepada Allah, dan
menganggap Allah itu tidak adil. Astagfirullah…
Intinya
adalah berprasangka baiklah kepada Allah, karena Allah selalu bersama dengan
kita. Sesuatu yang besar senantiasa Allah siapkan untuk kita dibalik ujian-Nya.
Semoga
Allah ta’ala senantiasa memudahkan dan melancarkan segala urusan kita. Amin !!!
Minggu, 08 Februari 2015
Syukur,,, Membawaku ke Jalan-Mu
“... Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”
(QS. Al-Ma’idah : 6)
Suatu ketika sehabis sholat subuh saya memejamkan mata dan bermunajat kepada Allah, saya berdoa memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah saya lakukan, meminta kebaikan di dunia dan di akhirat kelak, dan saya pun mulai mengucapkan syukur atas nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada saya. Saya bersyukur atas nafas yang masih berhembus ini, nikmat kesehatan, pekerjaan yang mapan, kesempatan yang diberikan kepada saya untuk dapat merasakan bangku kuliah, keluarga dan sahabat-sahabat yang menyayangi saya dan masih banyak lagi syukur yang saya ucapkan atas kehidupan ini. Hingga tetesan air mata mengalir di kedua pipi saya, Ada sesuatu yang mengetuk hati terdalam saya saat itu, membuat hati saya seolah protes dan mengatakan, “Hanya itu kah bentuk rasa syukurmu ? setelah Allah memberikan lebih banyak dari apa yang kamu minta ?”. Kata-kata itu berulang kali terdengar dan membuat saya malu sehingga akhirnya saya sadar. Nikmat dari Allah itu sungguh luar biasa dan tak terhingga besarnya, tak sepantasnya jika saya hanya mengucapkan syukur dengan lisan tanpa berbuat apa-apa atas nikmat yang saya sendiri pun tak dapat menghitungnya. “ Maka nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang kamu dustakan ?”. (Ar-Rahman)
Dan saat itu pula saya berucap dalam hati, Jika kemarin saya bersyukur hanya dengan lisan atau ucapan, maka hari ini, esok dan seterusnya saya akan bersyukur dibarengi dengan tindakan menuju jalan kebaikan.
Bersyukur adalah dengan melakukan sesuatu secara optimal sesuai dengan kemampuan yang telah dianugerahkan Allah kepada kita. Jika kita hanya mengucapkan dengan lisan, Itu belum bersyukur sepenuhnya. Karena jika kita bersyukur, kita akan mengucapkan dengan lisan dan dibarengi dengan usaha maksimal untuk menjadi lebih baik atau mempergunakan semua yang diberikan oleh Allah secara optimal.
Itulah syukur yang sebenarnya.
Jumat, 30 Januari 2015
Kamis, 22 Januari 2015
Sahabat Imanku
Oleh : Mada Nofiati
Dulu kau bukan
siapa-siapa dan bukan apa-apa
Aku mengenalmu ala kadarnya
Gadis berkhimar panjang yang hanya aku
lihat dari sudut mata
Wajah tak berpoles sederhana tak bermakna
Aku yang dulu berlenggok bak putri raja,
semua terpana berdecak kagum menatapku
Apa yang tak bisa ku raih? gelimang harta,
wajah molek menawan
Ah, hidup bagaikan di awang-awang
Namun hati tetap hampa, kosong, kering tak
berpelumas,
terasa kaki ini tak menapak di bumi,
langkah bagaikan tak berarti
Sebuah kisah bagian takdir menyapa
Kisah yang ditulis olehNya tuk bangunkan
aku dari kefanaan, kembali pada fitrah penciptaan diri
Aku yang kala itu terjatuh
Sekedar berdiri pun penuh peluh
Tak ada teman berpegang, apalagi menarikkuu
bangkit
Sang Maha menuntunmu padaku
Senyum teduhmu yang dulu bukan sesuatu, sanggup hilangkan dahaga
Kau tarik aku dari gelap dan duka
Kau usap air matamu saat matamu berkaca
Kau obati lukaku saat hatimu pun terluka
Kau rasakan semua apa yang ku rasa
Kau tuntun diri ini bagai menuntun dirimu
sendiri
Lembut, terarah, dan bermakna
Kau ajak aku bertafakur
Kau ingatkan aku tuk bermunajat
Kau bawa aku bertaubat
Kau iringi aku dalam langkahNya
Kini kita melangkah bersama menapaki
kehidupan istiqomah menuju Jannah
Kini kau apa-apa dan siapa-siapa
Rabu, 21 Januari 2015
Keep Istiqamah with Hijab Syar’i
Seorang ibu tengah melemparkan
senyum kepada saya. Saya pun segera membalas senyum itu dengan sedikit menundukkan kepala. Pandanganku
tak lepas dari sosok ibu itu. Sebuah bakul yang berisikan beberapa botol jamu
itu seolah melekat dipunggungnya. Ember kecil berwarna merah dan payung berada
di tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya tampak menenteng sebuah kresek
merah besar. Beban berat dari beberapa barang yang Ia bawa itu telah menemani
perjalanannya di tengah kota yang panas. Wajar saja kalau wajahnya terlihat
merah dan dipenuhi keringat. Kasian melihat sosok ibu penjual jamu itu. Tetapi
dibalik rasa kasian itu terlintas rasa kagum sekaligus malu yang begitu luar
biasa.
Betapa tidak…
Seorang ibu berjalan kaki
mengeliling tengah kota yang panas dengan membawa beban yang berat itu tetap
istiqamah mengenakan hijab syar’I nya. Keringat yang bercucuran pun tak
menggoyahkan dirinya untuk tidak melaksanakan kewajibannya sebagai seorang
muslimah, yaitu menutup aurat. Jilbab longgar dan khimar panjang menutup seluruh
tubuhnya. Subhanallah…
Dari sedikit cerita diatas, mari
kita melihat realita yang terjadi di kehidupan kita. Banyak sekali alasan
seorang muslimah untuk tidak melaksanakan salah satu kewajibannya. Alasan untuk tidak menutup aurat.
1.
Belum siap karena hatinya belum
berhijab, hatinya belum baik. Kita ingin memperbaiki hati dulu setelah hatinya
baik akan mengenakan hijab.
2. Karena kita tinggal di daerah yang panas
jadi kita takut kalau berhijab nanti malah semakin kepanasan.
3. Takut di anggap kampungan dan tidak gaul
karena pakaian yang terlalu sederhana dan tidak modis.
4. Takut tidak punya teman karena teman
yang lain tidak memakai hijab.
5.
Banyak muslimah berpikir “Ngapain sih
harus berhijab, berhijab kan tidak wajib.”
6. Takut dijadikan bahan omongan orang
karena berhijab setengah-setengah. Kadang berhijab, kadang tidak.
Inilah yang
membuat saya malu…
Kenapa ???
Karena dulu saya termasuk salah satu muslimah yang
mempunyai alasan seperti yang tersebut di atas. Saat berada di ke-jahiliah-an
waktu itu. Astagfirullah…
Tetapi mungkin saya adalah orang yang beruntung karena
telah terbebas dari ke-jahiliah-an itu. Saat itu saya pernah membaca sebuah
hadist dari HR. Tabrani, “Allah tidak akan menerima (ibadah) seorang
perempuan hingga menutup auratnya dan Allah tidak akan menerima shalat seorang
perempuan yang telah cukup umur hingga ia berhijab.”
Hadist tersebut selalu terintas dalam pikiran saya saat
itu hingga akhirnya saya memutuskan untuk berhijab. Karena seberapapun kita
beribadah dan rajin shalat tetapi apabila kita tidak menutup aurat maka ibadah
dan shalat itu tidak akan diterima oleh Allah.
Berhijab atau menutup aurat itu adalah wajib hukumnya
bagi seorang muslimah.
Maka untuk yang belum berhijab, tunggu apa lagi ?
Menunggu siap dahulu tetapi keburu kematian menghampiri
sebelum siap untuk berhijab ?
Atau menunggu musim dingin terus-menerus (tanpa ada musim
panas) yang kita tahu bahwa hal itu mustahil ?
Menunggu hingga kain kafan yang akan membungkus seluruh
badan kalian ?
Allah pernah berfirman, “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka,atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka atau
putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka,
atau wanita-wanita islam,, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung.” (QS. An-Nur : 31).
Sangat jelas bukan bahwa menutup aurat itu adalah sebuah
kewajiban, bahkan di dalam Al-Qu’ran pun telah dijelaskan tentang perintah
menutup aurat.
Untuk itu Segera niatkan dalam hati, Kenakan hijabmu maka
hati pun akan mengikuti pada kebaikan.
Jangan pernah takut bahwa dengan berhijab tidak akan
mendapat teman dan dianggap kampungan, dengan berhijab kita akan terlihat
cantik di mata Allah dan akan mempunyai banyak teman di surga kelak. Insya
Allah…
Jangan takut kepanasan karena panas di dunia bukan
apa-apa dibandingkan siksa dan panas api neraka yang lebih kejam dan
menghinakan.
Semangat memperbaiki diri,,,
Keep Istiqamah with Hijab Syar’i Ukhti..:)
Tanpa Cinta, Segalanya Tak Bernilai
Oleh : Jalaluddin Rumi
Jika engkau bukan seorang pencinta,
maka jangan pandang hidupmu adalah hidup
Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan
dihitung Pada Hari Perhitungan nanti
Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta,
akan menjelma menjadi wajah yang memalukan di hadapan-Nya.
Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit
dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari
Mereka merupakan bintang-bintang di langit
agama yang dikirim dari langit ke bumi
Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah
dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.
Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting
dalam zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan
Lihatlah pepohonan ini! Semuanya gembira
bagaikan sekumpulan kebahagiaan
Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan?
Sang lili berbisik pada kuncup: “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”
Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati
adalah melalui Kerendahan Hati.
Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan:
“Bukankah Aku ini Rabb-mu?"
Selasa, 20 Januari 2015
Doa Khatmil Qur'an (Terjemahan)
Ya Allah, dengan Al Quran,
karuniakanlah kasih sayangMu kepada hamba
Jadikanlah AlQuran sebagai imam,cahaya,hidayah,dan sumber
rahmat bagi hamba.
Ya Allah…
Ingatkanlah hamba
bila ada ayat yang hampa lupa mengingatnya.
Ajarkan pada hamba
ayat yang hamba bodoh memahaminya.
Karuniakanlah pada hamba kenikmatan membacanya,
sepanjang waktu,
baik tengah malam atau tengah hari.
Jadikanlah Al Quran bagi hamba sebagai hujjah ya Allah…
Ya Allah…
karuniakanlah kebaikan bagi hamba dalam beragama
yang merupakan kunci kehormatan bagi hamba
Karuniakanlah kebaikan kepada hamba di dunia,
yang merupakan tempat hamba menjalani hidup
Karuniakanlah kebaikan akhirat bagi hamba
yang merupakan tempat hamba kembali
jadikanlah kehidupan hamba senantiasa lebih baik
Jadikan kematian sebagai kebebasan hamba dari segala
keburukan…
Ya Allah…jadikanlah umur terbaik hamba di penghujungnya
jadikanlah amal terbaik hamba dipenutupnya
jadikanlah hari-hari terbaik hamba saat bertemu denganMu…
Ya Allah..
Hamba memohon kepadamu
kehidupan yang jembar
kematian yang normal
dan tempat kembali yang tidak menyedihkan
dan terhindar dari prahara.
ya Allah..
hamba memohon kepadaMu
permintaan terbaik, doa terbaik, kesuksesan terbaik,
ilmu
terbaik, amal terbaik, pahala terbaik, kehidupan terbaik, kematian terbaik.
Kuatkanlah hamba
beratkanlah timbangan kebajikan hamba
realisasikan keimanan hamba
tinggikan derajat hamba
terima sholat hamba,
ampuni dosa-dosa hamba..
dan hamba memohon surga tertinggi.
ya Allah…
hamba memohon karunia yang wajib Engkau berikan
ampunan yang harus Engkau karuniakan,
keselamatan dari segala dosa,
ghanimah dari segala kebajikan,
dan kemenangan mendapat surga
serta keselamatan dari api neraka
ya Allah…
karuniakanlah kebaikan bagi hamba dalam segala urusan,
berikan pahala kepada kami
dari segenap luka dunia
dan siksa akhirat
Ya Allah…
Anugrahkanlah untuk kami
rasa takut kepadaMu
yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat
kepadaMu
dan anugrahkanlah ketaatan kepadaMu
yang akan menyampaikan kami ke surga Mu
anugrahkan pula keyakinan
yang akan menyebabkan ringannya bagi kami
segala musibah di dunia ini…
Ya Allah
anugrahkanlah kenikmatan kepada kami
melalui pendengaran,
penglihatan,
dan dalam kekuatan kami
selama kami masih hidup
dan jadikanlah ia warisan dari kami.
jadikanlah balasan kami
atas orang-orang yang menganiaya kami
dan tolonglah kami
terhadap orang-orang yang memusuhi kami.
Janganlah Engakau menjadikan musibah kami
ada dalam urusan agama kami..
Janganlah engkau jadikan dunia ini adalah cita-cita
terbesar kami
dan puncak dari ilmu kami
jangan Engkau jadikan berkuasa atas kami,
orang-orang yang tidak mengasihi kami…
Ya Allah…
Jangan pernah engkau tinggalkan dosa,
melainkan Engkau ampuni
Tidak ada kegalauan
kecuali Engkau berikan jalan keluar
tidak ada hutang
kecuali Engkau penuhi
dan tidak ada satu kebutuhan dunia dan akhirat
kecuali Engkau penuhi,
wahai Tuhan seluruh alam.
Ya Rabb kami..
Berikan kepada kami
kebajikan di dunia
dan kebajikan diakhirat
serta jagalah kami
dari api neraka.
Semoga salawat dan salam senantiasa terlimpah curah kepada Nabi Muhammad keluarga serta
para sahabat terpilih
Langganan:
Postingan (Atom)