Kabut tebal dan embun
pagi seolah terusir oleh kedatangan mentari yang bersinar sangat cerah. Mentari
mengisyaratkan kepada kabut dan embun untuk segera pergi dan datang kembali
esok pagi. Sinar mentari yang malu-malu dari ufuk timur akan segera berubah
menjadi panas terik. Oh… pagi hari bulan Agustus yang ceria.
Kami tinggal di
sebuah desa kecil di lereng gunung wilis. Kami selalu bangga tinggal di desa ini, desa yang selalu penuh kehangatan,
sehangat sinar mentari yang mulai naik sepenggalah. Pagi ini berbeda dengan
hari biasanya. Jika biasanya bapak-bapak di desa kami bersiap pergi ke sawah
dan ladangnya dengan membawa cangkul, maka kali ini mereka tengah sibuk
mempersiapkan diri untuk mengikuti perlombaan di desa kami. Ya… hari ini adalah
hari peringatan kemerdekaan negeri tercinta kami.
Semangat kemerdekaan
bak hembusan angin yang pada awalnya begitu lembut, tiba-tiba berubah menjadi
angin kencang yang siap menerbangkan dedaunan ke berbagai penjuru negeri. Semangat
kami begitu membara bagaikan lava gunung merapi yang siap tumpah ke permukaan. Layaknya
semangat warga di desa kami pagi ini, mereka sangat antusias mengikuti lomba. Semangat
luar biasa untuk memperingati hari kemerdekaan negeri ini.
Di sebuah tanah
lapang yang luas, tempat diadakannya perlombaan, panitia tengah sibuk
mempersiapkan lomba. Berbagai perlengkapan telah siap di sana. Di tengah tanah
lapang itu, pohon pinang telah berdiri dengan kokoh mengibarkan bendera merah
putih di puncaknya dan berbagai hadiah bergelantung mengelilinginya.
Diantara berbagai lomba
yang diadakan seperti tarik tambang, balap karung, pukul air dan makan kerupuk,
memang lomba panjat pinang inilah yang banyak diikuti dan paling seru untuk
ditonton. Selain karena hadiahnya yang menarik, lomba panjat pinang ini tidak
membutuhkan latihan khusus untuk mengikutinya. Yang dibutuhkan hanya semangat
pantang menyerah, kesabaran dan kerjasama yang baik. Lomba panjat pinang ini
banyak diikuti oleh bapak-bapak dan para anak muda di desa kami.
Satu per satu lomba
telah selesai, saat matahari mulai bersiap turun ke peraduannya, tibalah
saatnya lomba panjat pinang dimulai. Peserta lomba siap menuju ke tengah lapang
dan para penonton mulai memenuhi sekeliling tanah lapang tersebut. Semakin sore
semangat kami pun semakin bertambah, sorak sorai dan teriakan seakan beradu
menjadi satu. Panitia membunyikan peluit sebagai tanda bahwa lomba telah
dimulai, dan kami seketika diam. Seorang bapak-bapak berbadan besar tengah
menarik napas panjang, bedoa, mengelap pohon pinang dan kemudian mulai
memeluknya dengan erat. Disusul oleh timnya yang satu per satu mulai memanjat. Untuk
memanjat mereka membutuhkan temannya sebagai pijakan. Beberapa kali mereka
terjatuh, mulai memanjat, terjatuh, mulai memanjat dan hal itu dilakukan
berulang kali. Meskipun begitu mereka tidak pernah menyerah untuk mencoba agar
dapat mencapai puncaknya. Berbagai strategi telah mereka lakukan tetapi masih tetap
terjatuh lagi. Sebagai penonton kami berusaha memberikan semangat kepada mereka
agar mereka terus berjuang. Hingga akhirnya seorang bapak berhasil mencapai
puncak, bapak itu mencium bendera dan mengikatkan bendera di lehernya sebelum
beliau melempar hadiahnya satu per satu ke bawah. Hari ini seolah tak ada satu
kesedihan pun menghampiri kami, tawa bahagia telah meliputi desa kami. Acara sederhana
yang memberikan kenangan indah ini tak akan pernah terlupakan.
Banyak pelajaran yang
dapat kami ambil dari lomba panjat pinang ini. Jika kita mempunyai tujuan hidup, maka teruslah berusaha, jangan pernah
pantang menyerah meskipun dalam perjalanannya kita akan sering terjatuh.
Tetaplah bangkit !! dan bersabarlah di setiap perjalanan dalam pencapaian
tujuan kita. Kerja sama yang baik dan support dari orang-orang di sekeliling
kita akan sangat membantu kita untuk mencapai impian kita. Jangan pernah takut
untuk bermimpi dan yang paling penting
adalah Berdoalah setiap memulai usaha dalam mencapai mimpi kita, karena usaha
tanpa berdoa hanyalah sia-sia.
“Mereka
itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan, dan
Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. Al Baqarah :202)